Kembalinya bus hantu di Gianyar, Bali, sempat membuat geger warga sekitar. Cerita mengenai hal tersebut pun menyebar secara cepat.
Kisah horor bus hantu ini terjadi di Desa Kemenuh dari sisi barat, tepatnya di perbatasan Desa Kemenuh dengan Desa Batuan, Gianyar, terdapat Telabah (sungai) Besil.
Awal kisahnya pada tahun 1960-an sebuah bus yang membawa sekitar 40 penumpang jatuh ke sungai dan menyebabkan semuanya tewas ditempat.
Kelian Dinas dan Adat Banjar Kemenuh Kangin, I Wayan Wijana mengatakan, kejadian tersebut menyebabkan lokasinya sangat angker hingga saat ini. Konon sampai saat ini bis berhantu tersebut masih bergentayangan mencari penumpang.
Belum lama ini seorang warga yang hendak pergi ke Pasar Sukawati menumpang bis hantu tersebut.
"Kira-kira kejadiannyapukul 04.00 wita, warga menunggu mikrolet. Dari timur datanglah bis. Warga mengira itu bis Sarbagita. Ia pun menaikinya. Namun setelah sampai di perbatasan barat desa, warga disuruh turun. Ia hanya menurut. Setelah turun, bis itu menghilang," ujar Wijana.
Suasana di dalam bis sama seperti bis pada umumnya. Ada yang bercengkrama, tidur, dan anak-anak bermain. Tidak terasa perbedaannya dibandingkan bis bis lainnya.
"Karena saat di dalam bis, ia tidak memiliki firasat buruk," imbuhnya
Kisah horor bus hantu ini terjadi di Desa Kemenuh dari sisi barat, tepatnya di perbatasan Desa Kemenuh dengan Desa Batuan, Gianyar, terdapat Telabah (sungai) Besil.
Awal kisahnya pada tahun 1960-an sebuah bus yang membawa sekitar 40 penumpang jatuh ke sungai dan menyebabkan semuanya tewas ditempat.
Kelian Dinas dan Adat Banjar Kemenuh Kangin, I Wayan Wijana mengatakan, kejadian tersebut menyebabkan lokasinya sangat angker hingga saat ini. Konon sampai saat ini bis berhantu tersebut masih bergentayangan mencari penumpang.
Belum lama ini seorang warga yang hendak pergi ke Pasar Sukawati menumpang bis hantu tersebut.
"Kira-kira kejadiannyapukul 04.00 wita, warga menunggu mikrolet. Dari timur datanglah bis. Warga mengira itu bis Sarbagita. Ia pun menaikinya. Namun setelah sampai di perbatasan barat desa, warga disuruh turun. Ia hanya menurut. Setelah turun, bis itu menghilang," ujar Wijana.
Suasana di dalam bis sama seperti bis pada umumnya. Ada yang bercengkrama, tidur, dan anak-anak bermain. Tidak terasa perbedaannya dibandingkan bis bis lainnya.
"Karena saat di dalam bis, ia tidak memiliki firasat buruk," imbuhnya
0 komentar:
Posting Komentar