Berkunjung ke
Jogjakarta, sangat tidak lengkap rasanya apabila tak mencoba tantangan melewati
dua pojon beringin kembar yang terletak di Alun-Alun Kidul (Bahasa Indonesia: Alun-Alun
Selatan) Jogjakarta. Menurut mitos, barang siapa yang mampu melewati dua
beringin kembar tersebut dengan mata tertutup, maka keinginannya bakal
terwujud. Mitos itu sendiri dilatarbelakangi oleh dua versi cerita yang berkembang
dikalangan warga sekitar. Berikut adalah dua versi ceritanya.
![]() |
Pohon Beringin Kembar di Alun-Alun Kidul Jogjakarta |
Versi Pertama
Kisah pertama mulai
berkembang ketika Sultan Hamengkubuwono 1 memimpin Jogjakarat. Kala itu sultan memiliki
seorang putri yang sangat cantik, dan ada salah seorang pemuda yang berniat
untuk mempersuntingnya. Namun putri Sultan Hamengkubuwono 1 tak menyukai pria
tersebut. Untuk menolak secara halus, sang putri minta satu persyaratan kepada
sang pria. Jika ingin mempersuntingnya, maka pria itu harus berjalan dengan mata
tertutup dari Pendopo yang berada di sebelah utara Alun-Alun Kidul melewati dua
pohon beringin yang ada di tengah alun-alun menuju ke Pendopo Alun-Alun Kidul.
Ternyata siasat sang
putri berhasil, pria tersebut gagal menjalankan persyaratan setelah ia gagal
melewati dua pohon beringin. Setelah itu, Sultan Hamengkubuwono 1 mengatakan
bahwa yang mampu melewati dua pohon beringin itu hanyalah pria yang memiliki
hati bersih, suci, dan tulus. Sampai pada akhirnya datanglan pemuda dari
Siliwangi (Jawa Barat) yang berhati tulus dan suci. Ia pun berhasil melewati
rintangan tersebut. Sesuai dengan janjinya, puti Sultan Hamengkubuwono 1
akhirnya menikah dengan pria itu.
Versi Kedua
Sementara versi kedua
cukup berbau mistis. Karena menurut kepercayaan, dua pohon beringin yang ada di
Alun-Alun Kidul adalah sebuah pintu gerbang menuju ke laut selatan (Samudra
Hindia) yang dikuasai oleh Ratu Nyi Roro Kidul. Ratu Nyi Roro Kidul sendiri adalah
sesosok makhluk gaib yang berwujud seperti putri cantik dengan menggunakan
pakaian berwarna hijau.
Kepercayan ini mulai
berkembang luas sejak Sultan Hamengkubuwono VI memimpin Jogjakarta. Warga
sekitar juga sangat memercayai mitos tersebut. Namun hanya orang yang berhati suci
dan bersih yang mampu masuk dan melihat gerbang menuju laut selatan.
Dari cerita versi satu
dan dua, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya orang-orang berhati bersih lah
yang mampu melewati dua pohon beringin tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar