Kamis, 29 September 2016

Kelam dan Seramnya "Desa Seribu Patung Buddha" di Jepang

Pernahkah terbayang tentang sebuah desa yang penuh dengan patung? Dijuluki sebagai desa seribu patung karena di sana banyak sekali bertebaran Patung Buddha. Mungkin ini tidak terlalu mengherankan, karena di Bali saja banyak sekali pura, sampai dijuluki pulau seribu pura.

Masalahnya, desa ini adalah sebuah desa tak berpenghuni. Desa yang gagal dibangun karena perintisnya kabur terbirit-birit karena suasana di sana sangat kelam dan seram. Ini adalah desa yang tidak sebagaimana desa-desa di Bali, yang ramai dihuni penduduk lokal. Justru di sana kosong plong, hanya ada patung-patung berserakan, terbengkalai. Paling hanya sesekali saja ada wisatawan datang berkunjung untuk memotret.



Desa ini sebenarnya adalah sebuah wilayah milik perseorangan, yang memang rencana dibangun sebagai desa, namun gagal. Desa ini terkenal dengan nama "Fureai Sekibutsu No Sato", yang jika dalam bahasa Indonesia, artinya adalah desa di mana anda dapat bertemu patung-patung Buddha. Aneh memang namanya, namun begitulah masyarakat Jepang menyebutnya.

Desa ini memang berdiri di salah prefektur Jepang, di wilayah Osawono Jepang. Untuk mencapai ke sana, sebaiknya membawa guide lokal karena desa ini tidaklah resmi sebagai desa yang diakui pemerintah. Karena memang berdiri di tanah yang menjadi milik pribadi. Desa ini letaknya juga tersembunyi di kawasan yang jarang berpenghuni.



Pemilik dari "desa gagal" ini adalah seorang milyarder asal Jepang yakni: Mutsuo Furukawa. Dia rela melepas tanahnya untuk mimpinya membangun desa wisata penuh patung Buddha. Dia menghabiskan uang banyak sekali kurang lebi 6 milyar yen atau ratusan milyar rupiah dengan kurs sekarang. Uang itu ia gunakan untuk pengadaan patung-patung mulai tahun 1989. Mayoritas patung dibuat oleh seniman pematung China.

Setelah semua patung ditempatkan di posisinya. Dan Matsuo tinggal di sana beberapa lama. Justru ia mengurungkan niatnya membuka desanya itu untuk umum. Ia justru kabur dari desanya dan tidak pernah kembali lagi karena ia mendapatkan teror angker dan mistis. Seakan-akan banyak sekali hantu di sana, menghuni setiap patung Buddha dan patung batu yang berserakan.

Matsua tidak mampu menahan gejolak rasa takut. Ia benar-benar merasa hancur, investasinya selama ini tampaknya tidak mendapatkan restu dari bangsa jin. Ia mendapatkan teror terus-terusan, hingga akhirnya desa itu menjadi mati, ditinggalkan bagaikan sampah tak berguna.

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Kami | Kontak