Pada saat zaman penjajahan
Hindia Belanda, museum Wayang yang letaknya berada di kawasan Kota Tua Jakarta
adalah sebuah gereja. Di belakang gereja terdapat beberapa makam kuno yang
diyakini adalah makam para jenderal Belanda waktu itu, dimana salah satunya
bernama Jan Pieterzon Coen yang merupakan pendiri kota Batavia (Jakarta).
Namun kerangka dari Jan
Pieterzon Coen akhirnya dibawa keluarganya kembali ke Belanda. Sedangkan
makam-makam lainnya dipindahkan ke makam Belanda yang terletak di Tanah Abang.
Museum Wayang |
Untuk mengenang
nama-nama jenderal Belanda yang dimakamkan di tanah tersebut, maka dibuatlah
sebuah prasasti yang berisi nama-nama jenderal yang pernah dimakamkan. Sampai
saat ini prasasti tersebut masih bisa dilihat dengan jelas di dalam musem
Wayang. Meskipun kerangka-kerangkanya sudah dipindah, namun kesan angker dan
mistis masih menyelimuti museum Wayang sampai saat ini. Bahkan ada yang mengaku
pernah melihat penampakan Jan Pieterzon Coen.
Prasasti yang Berisi Nama-Nama Jenderal yang Dimakamkan di Belakang gereja |
Konon, Jan Pieterzon
Coen sering menampakkan dirinya dengan wujud kepala yang terpenggal. Menurut
mitos, J.P Coen yang juga dikenal dengan nama Murjangkung kepalanya di penggal
oleh orang Betawi. Namun cerita-cerita tersebut masih belum dibuktikan
kebenarannya.
Sedangkan menurut buku Sumber-Sumber Asli Sejarah Jakarta yang
ditulis oleh Adolf Heuken SJ, disebutkan bahwa J.P Coen meninggal dikarenakan
sakit. Dia menuliskan, pada malam 22 September 1629 sekitar pukul satu dini
hari, J.P Coen meninggal secara mendadak. Beberapa waktu terakhir J.P Coen
memang terlihat lemas dan mengalami diare, namun dia tidak mau mengeluh dan
tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Saat sore hari dia masih duduk di
teras rumah, namun menjelang malam penyakitkan semakin parah yang menyebabkan
dia meninggal.
Pada tanggal 25
September, J.P Coen dimakamkan dengan hormat di dalam balai kota, karena pada
saat itu gereja sudah hangus terbakar akibat serangan dari Sultan Agung Mataram.
Sehari sebelum pemakamannya, Jacques Specx dilantik untuk menggantikan Coen
dalam pemerintahan Hindia Belanda.
Mayat Coen akhirnya
dipindahkan ke halaman belakang gereja pada tahun 1634 atau lima tahun sesudah
kematiannya. Tempat peringatan kematian salah satu jenderal besar Belanda
tersebut saat ini berada di halaman Museum Wayang.
0 komentar:
Posting Komentar