Terseram.com- Ini adalah cerita hantu yang dikisahkan oleh perempuan bernama Lauren, dia adalah perempuan keturunan Jawa dan Belanda. Pada suatu hari, dia ikut ibunya melakukan penelitian etnografi di dekat gunung. Di pemukiman warga kampung. Di sana, lauren untuk sementara sekolah di SD kampung. Karena penelitian ibunya memakan waktu cukup lama sekitar 3 tahun lamanya.
Maka bersekolahlah Lauren di sana. Karena ayahnya merupakan orang Jawa, dia jadi sedikit-dikit bisa berbahasa Jawa. Sehingga teman-teman Lauren tak begitu mengasingkannya. Layaknya anak-anak kecil. Mereka suka duduk-duduk mengobrol. Obrolan kali itu soal pengalaman melihat hantu.
Teman-teman baru Lauren penasaran dengan Hantu Belanda. Seperti apa wajah hantu di negeri Belanda sana. Lauren pun malah tertawa karena selama ini dia sama sekali tidak percaya pada adanya hantu. Dia tidak pernah melihat hantu.
Teman-teman Lauren pun akhirnya memutuskan membuat permainan jerit malam. Mereka ingin Lauren bisa melihat hantu dan percaya bahwa hantu itu ada. Mereka bilang Sekolah mereka ini sebenarnya sangat angker apalagi di lantai duanya. Di pojokan kelas 6, di sana ada hantu mengintip dari jendela. Hantu itu tidak jelas laki-laki atau perempuan, yang jelas wujudnya sangat menyeramkan.
Maka di malam harinya, anak-anak pemberani itu berkumpul di sekolah. Mereka membuat tim-tim kecil yang terdiri dari dua orang per kelompok. Kecuali Lauren, dia dibuat sendirian agar dia semakin peka melihat hantu.
Mereka pun berpencar. Ada yang berjalan-jalan ke lapangan. Ada yang ke tempat bakul jajanan. Ada pula yang cuma berjalan-jalan di koridor kelas. Semuanya tidak ada yang berani menuju lantai dua, kecuali Lauren. Dia yang selama ini punya mindset hantu tidak ada, makanya dia jadi berani.
Saat lauren naik ke lantai dua. Dia langsung menuju ke depan kelas 6 yang katanya angker itu. Dia duduk di depan kelas sembari merangkul kakinya sendiri. Dia sama sekali tidak takut. Hingga akhirnya, Lauren sangat terkejut saat pundaknya disentuh. Tubuhnya didorong hingga tersungkur. Lauren pun menjerit dan menangis.
Ia pun menoleh. Dan ia kaget bukan main. Melihat sesosok perempuan berlumuran darah. Matanya membelalak. Perempuan itu berbicara dalam bahasa yang belanda. Tentu saja Lauren tahu artinya. Ternyata gadis itu adalah seorang korban perang zaman dulu. Dia dibunuh dengan cara tragis wajahnya disayat pisau.
Hantu perempuan itu ingin agar dirinya dibawa pulang ke Belanda. Lauren pun bingung bagaimana caranya. Tapi ternyata caranya sangat mudah. Lauren cukup membawa bajunya yang berlumuran darah dan dikubur di sebuah alamat yang sudah diberikan hantu itu.
Maka bersekolahlah Lauren di sana. Karena ayahnya merupakan orang Jawa, dia jadi sedikit-dikit bisa berbahasa Jawa. Sehingga teman-teman Lauren tak begitu mengasingkannya. Layaknya anak-anak kecil. Mereka suka duduk-duduk mengobrol. Obrolan kali itu soal pengalaman melihat hantu.
Teman-teman baru Lauren penasaran dengan Hantu Belanda. Seperti apa wajah hantu di negeri Belanda sana. Lauren pun malah tertawa karena selama ini dia sama sekali tidak percaya pada adanya hantu. Dia tidak pernah melihat hantu.
Teman-teman Lauren pun akhirnya memutuskan membuat permainan jerit malam. Mereka ingin Lauren bisa melihat hantu dan percaya bahwa hantu itu ada. Mereka bilang Sekolah mereka ini sebenarnya sangat angker apalagi di lantai duanya. Di pojokan kelas 6, di sana ada hantu mengintip dari jendela. Hantu itu tidak jelas laki-laki atau perempuan, yang jelas wujudnya sangat menyeramkan.
Maka di malam harinya, anak-anak pemberani itu berkumpul di sekolah. Mereka membuat tim-tim kecil yang terdiri dari dua orang per kelompok. Kecuali Lauren, dia dibuat sendirian agar dia semakin peka melihat hantu.
Mereka pun berpencar. Ada yang berjalan-jalan ke lapangan. Ada yang ke tempat bakul jajanan. Ada pula yang cuma berjalan-jalan di koridor kelas. Semuanya tidak ada yang berani menuju lantai dua, kecuali Lauren. Dia yang selama ini punya mindset hantu tidak ada, makanya dia jadi berani.
Saat lauren naik ke lantai dua. Dia langsung menuju ke depan kelas 6 yang katanya angker itu. Dia duduk di depan kelas sembari merangkul kakinya sendiri. Dia sama sekali tidak takut. Hingga akhirnya, Lauren sangat terkejut saat pundaknya disentuh. Tubuhnya didorong hingga tersungkur. Lauren pun menjerit dan menangis.
Ia pun menoleh. Dan ia kaget bukan main. Melihat sesosok perempuan berlumuran darah. Matanya membelalak. Perempuan itu berbicara dalam bahasa yang belanda. Tentu saja Lauren tahu artinya. Ternyata gadis itu adalah seorang korban perang zaman dulu. Dia dibunuh dengan cara tragis wajahnya disayat pisau.
Hantu perempuan itu ingin agar dirinya dibawa pulang ke Belanda. Lauren pun bingung bagaimana caranya. Tapi ternyata caranya sangat mudah. Lauren cukup membawa bajunya yang berlumuran darah dan dikubur di sebuah alamat yang sudah diberikan hantu itu.
0 komentar:
Posting Komentar