Terseram.com - Selat sunda adalah selat penghubung Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, tidak hanya itu, selat ini juga menjadi penghubung antara Laut Jawa dan Samudera Hindia. Ada legenda dibalik terbentuknya Selat Sunda dan juga terbentuknya Gunung Krakatau yang berada disana. Tidak hanya legenda, bahkan ada kisah mistis dibalik Gunung Krakatau dan Selat Sunda.
Kisah Prabu Rakata
Prabu Rakata adalah seorang raja pada jaman kerajaan dulu. Dia memiliki dua orang putra, Raden Tapabaruna dan Raden Sundana. Saat itu Pulau Jawa dan Pulau Sumatera masih belum terpisah. Raja berniat membagi kekuasaanya kepada kedua orang putranya secara adil. Daerah bagian timur untuk Raden Sundana, dan daerah bagian barat untuk Raden Tapabaruna. Kedua putranya tidak ada masalah atas pembagian tersebut.
Raja kemudian pergi bertapa dengan membawa sebuah guci. Guci itu adalah barang kesayangan milik raja. Beberapa tahun Raja bertapa, terdengar kabar kedua putranya justru berselisih. Terjadi peperangan antara Raden Sundana dan Raden Tapabaruna. Raden Sundana menyerang daerah kekuasaan Raden Tapabaruna dengan tujuan menguasai wilayahnya. Raja pun memutuskan untuk segera kembali. Mendengar raja akan kembali, kedua putranya memutuskan menghentikan perang.
Raja marah besar, dia menyiramkan air laut yang dibawanya dalam guci ke tanah tepat di antara kedua putranya berdiri. Guci itu kemudian diletakkannya diatas air siraman tersebut. Tak lama setelah itu, tiba-tiba terjadi guncangan. Gempa yang sangat hebat hingga membelah tanah. Peristiwa itu lah yang dipercaya sebagai awal terbentuknya Selat Sunda. Guci yang diletakkan tersebut yang dipercaya berubah menjadi Gunung Krakatau yang kita lihat saat ini.
Bencana Letusan dahsyat
Pada tahun 1883, terjadi letusan Gunung Krakatau yang menyebabkan sebanyak 36.500 orang tewas. Saking kuatnya, bahkan suara letusannya pun terdengar hingga ke Australia. Akibat letusan itu, terbentuk gunung baru yang disebut dengan Anak Krakatau.
Menurut cerita yang beredar, sering terlihat penampakan kapal laut di area Anak Krakatau. Petugas yang sedang berpatroli melihat penampakan kapal dari kejauhan, namun ketika didekati, kapal tersebut menghilang entah kemana. Cerita horor lain adalah suara perempuan yang menyebut-nyebut nama "bambang". Selain itu terkadang terdengar juga suara gamelan dan juga suara keramaian seperti di pasar.
Kisah Prabu Rakata
Prabu Rakata adalah seorang raja pada jaman kerajaan dulu. Dia memiliki dua orang putra, Raden Tapabaruna dan Raden Sundana. Saat itu Pulau Jawa dan Pulau Sumatera masih belum terpisah. Raja berniat membagi kekuasaanya kepada kedua orang putranya secara adil. Daerah bagian timur untuk Raden Sundana, dan daerah bagian barat untuk Raden Tapabaruna. Kedua putranya tidak ada masalah atas pembagian tersebut.
Raja kemudian pergi bertapa dengan membawa sebuah guci. Guci itu adalah barang kesayangan milik raja. Beberapa tahun Raja bertapa, terdengar kabar kedua putranya justru berselisih. Terjadi peperangan antara Raden Sundana dan Raden Tapabaruna. Raden Sundana menyerang daerah kekuasaan Raden Tapabaruna dengan tujuan menguasai wilayahnya. Raja pun memutuskan untuk segera kembali. Mendengar raja akan kembali, kedua putranya memutuskan menghentikan perang.
Raja marah besar, dia menyiramkan air laut yang dibawanya dalam guci ke tanah tepat di antara kedua putranya berdiri. Guci itu kemudian diletakkannya diatas air siraman tersebut. Tak lama setelah itu, tiba-tiba terjadi guncangan. Gempa yang sangat hebat hingga membelah tanah. Peristiwa itu lah yang dipercaya sebagai awal terbentuknya Selat Sunda. Guci yang diletakkan tersebut yang dipercaya berubah menjadi Gunung Krakatau yang kita lihat saat ini.
Bencana Letusan dahsyat
Pada tahun 1883, terjadi letusan Gunung Krakatau yang menyebabkan sebanyak 36.500 orang tewas. Saking kuatnya, bahkan suara letusannya pun terdengar hingga ke Australia. Akibat letusan itu, terbentuk gunung baru yang disebut dengan Anak Krakatau.
Menurut cerita yang beredar, sering terlihat penampakan kapal laut di area Anak Krakatau. Petugas yang sedang berpatroli melihat penampakan kapal dari kejauhan, namun ketika didekati, kapal tersebut menghilang entah kemana. Cerita horor lain adalah suara perempuan yang menyebut-nyebut nama "bambang". Selain itu terkadang terdengar juga suara gamelan dan juga suara keramaian seperti di pasar.
0 komentar:
Posting Komentar