Minggu, 20 Desember 2015

Ketawa Kuntilanak di Kosan Berhantu Bandung

Pengalaman horor ini terjadi pada tahun 2007. Ketika itu aku baru saja lulus SMA di Batam. Aku berangkat ke Bandung setelah beberapa hari kelulusan. Tujuannya adalah untuk mengikuti bimbel untuk persiapan SPMB sekalian mengikuti tesnya di Bandung.

Aku berangkat ke Bandung bersama 3 orang temanku, yaitu Dessy, Lisbet, dan Fenny. Kami berempat mendaftar bimbel di SSC Sumur Bandung dengan bantuan kakaknya Dessy. Selain membatu mendaftar di tempat bimbel, kakak Dessy juga membantu kami mencarikan tempat kos selama kami di Bandung.

Awalnya Kakak Dessy mencarikan kos di daerah Cisitu dan Dago, dan akhirnya kami mendapatkan tempat kos di Cisitu Lama. Karena memang di daerah tersebut hanya butuh sekali angkot saja untuk pergi ke SSC dan juga kampus ITB.

Ketika melihat kosan tersebut, sebenarnya kami merasa kurang cocok. Mungkin kami terlalu berekspektasi berlebihan dengan harga kosan yang menurut kami cukup mahal tersebut.

Ukuran kamarnya 3,5x3,5 meter, namun dibagian dalamnya ada kamar mandi berukuran sekitar 1x1 meter. Satu kamar buat dua orang karena kami lebih merasa nyaman dan aman sekamar berdua, selain itu juga agar biaya lebih irit. Aku satu kamar dengan Fenny, sedangkan Dessy satu kamar dengan Lisbet.


Waktu itu kosannya memang sedang di renovasi oleh pemiliknya. Pemiliknya adalah seorang kakek tua yang cukup ngeselin. Padahal belum waktunya kami harus membayar kosan, tapi dia selalu menagih tiap hari menjelang hari dimana kami harus membayar kosan.

Di rumah kos tersebut ada 4 kamar di sebelah kiri dan 4 lagi di sebelah kanan saling berhadapan, ditengahnya ada jalan kecil seperti lorong. Begitupun dengan posisi kamar di lantai 2 yang sama persis.

Di bagian depan kosan ada kamar mandi tua yang sudah lama tidak dipakai dan dikunci. Kami juga tidak tau secara pasti kenapa kamar mandi itu tidak boleh digunakan lagi.

Selama sebulan tinggal di kosan itu sebenarnya aku tidak pernah merasakan hal yang aneh-aneh.

Keanehan baru muncul setelah hari-hari terakhir kami akan kembali ke Batam. Hari itu pas pengumuman USM ITB. Kebetulan Fenny hanya mengikuti tes USM ITB itu, namun sayangnya dia gagal dan besoknya akan pulang ke Batam dan selanjutnya akan tes lagi untuk ke USU Medan.

Tidak hanya Fenny, anak-anak kosan lainnya yang menginap di kamar atas ternyata ikut USM ITB juga dan sayangnya gagal juga. Sehingga kamar kos menjadi semakin sepi karena mereka semua akan segera pergi dari Bandung.

Malamnya terasa sangat berbeda dari hari-hari biasanya. Biasanya di kosan selalu sepi, namun sekarang menjadi lebih berisik karena kamar diatas kini dihuni oleh orang-orang yang saling kenal, dari SMA Cendana Pekanbaru. Tidak hanya itu, kami juga kedatangan teman baru yang bimbel di GO, yaitu Tika dan Sinta. Karena kamarku terasa penuh karena koper Fenny yang sudah dipacking, aku keluar kamar dan pergi ke teras yang lampunya mati . Terasnya kebetulan menghadap ke arah jalan.

Di teras, aku sambil mendengarkan radio dan sms-an. Waktu itu sudah jam 9 malam. Meskipun aku pakai headset, suara-suara berisik diatas masih terdengar juga.

Mungkin sudah sekitar satu jam aku duduk di teras tersebut, Dessy dan Sinta kemudian datang menyuruh aku masuk ke dalam. Aku bingung, mereka terlihat sedang marah, tapi tidak tahu mereka marah ke siapa, apakah ke aku? Aku bilang ke mereka masih smsan karena didalam tidak ada sinyal. Tapi mereka memaksaku untuk masuk dengan nada kesal, masih bingung, aku pun akhirnya memutuskan ikut masuk saja.

Sampai kamar, ternyata kamarku penuh karena semuanya sedang berkumpul disana. Mereka semua terlihat tegang, pintu kamar pun entah mengapa dikunci. Aku tanya mereka kenapa, tapi semuanya diam saja dan tidak ada yang menjawab. Belum lagi suasana sangat sepi karena suara anak-anak di lantai atas sudah tidak ada lagi.

Tidak lama setelah itu ada suara menyeramkan, akhirnya aku tau kenapa mereka begitu tegang. Di luar kamar terdengar suara yang sangat jelas sekali,

"Hiiihihihihihihiiii" !!!!

Apakah itu benar-benar kuntilanak???

Aku benar-benar terkejut ketika itu, sangat jelas sekali, bukan samar-samar lagi !!

Temanku memberitahu ternyata suara kuntilanak itu sudah terdengar selama 15 menitan pas aku masih di luar. Saya nangis dan menelpon ibu saya di Batam. Suara ketawa kuntilanak itu terus terdengar selama 1 jam dengan selang 5-10 menit. Kami ketakutan, ada yang meluk kitab suci, ada yang menutup telinga.

Pukul 11 malam, suara ketawa kuntilanak itu sudah tidak terdengar lagi. Terdengar anak kosan di depan kamar kami sudah membuka pintu dan keluar. Ketika itu juga kami semua ikut keluar. Ternyata anak kamar depan juga mendengar suara yang sama yang tidak jelas darimana asalnya.

Dan malam itu pun kami tidur bersama dalam satu kamar sempit-sempitan. Tidak ada yang berani tidur sendirian.

Menurut sepupunya Dessy yang katanya bisa melihat makhluk halus, sebenarnya kamar mandi tua yang dikunci itu ada penunggunya. Ada "sesuatu" yang disimpan oleh pemilik kosan sebagai pegangan untuk memperlancar usaha kos-kosannya. Dan suara kuntilanak itu ternyata berasal dari kamar mandi tua itu.

1 komentar:

Tentang Kami | Kontak