Ketika itu kami sekeluarga sedang mengisi waktu luang di Sembawang Park Singapura, kira-kira waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sangat sepi sekali disana pada saat itu. Awalnya kami berencana pulang pada jam 3 pagi. Namun karena ada kejadian menyeramkan yang kami alami, akhirnya kami memutuskan untuk pulang lebih awal.
Kami duduk santai sambil mengobrol-ngobrol tentang Hantu. Kami saling cerita tentang pengalaman-pengalaman yang menyeramkan. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kami masih juga asik bercerita tentang cerita-cerita horor saat itu.
Namun saya sudah mulai bosan dan ingin berdiri dan jalan sebentar. Baru saja melangkahkan kaki beberapa langkah, saya kaget melihat ada sosok wanita berbaju putih seperti Kuntilanak diatas dahan pohon. Kuntilanak itu terlihat menatap ke arah saya dengan tatapan kosong. Rambutnya panjang sekali, posisi tangannya seolah-olah hendak mencekik orang. Jarak antara saya dengan kuntilanak itu sekitar 10 meter.
Saya segera berlari kearah mereka yang sedang duduk-duduk. Mereka bertanya mengapa saya begitu terburu-buru kembali. Sambil gemetar saya menunjuk kearah pohon yang ada kuntilanak itu. Saya memberi tahu mereka ada kuntilanak yang sedang melihat kearah kita. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang melihat kuntilanak itu. Adik saudara saya mulai menangis. Kuntilanak itu masih berdiri diatas pohon itu.
Beberapa menit kemudian satu per satu mulai melihat juga sosok kuntilanak itu. Semua mulai ketakutan. Namun paman saya yang tidak dapat melihatnya memutuskan mendekati pohon itu. Ketika sampai disana, dia mengatakan tidak ada apa-apa di pohon itu. Namun kami dari kejauhan masih melihat sosok kuntilanak itu seperti sedang melambai ke arah kami.
Akhirnya kami memutuskan segera pergi dari tempat itu. Dalam mobil saya terus berdoa agar makhluk halus itu tidak mengikuti kami pulang.
Kami duduk santai sambil mengobrol-ngobrol tentang Hantu. Kami saling cerita tentang pengalaman-pengalaman yang menyeramkan. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kami masih juga asik bercerita tentang cerita-cerita horor saat itu.
Namun saya sudah mulai bosan dan ingin berdiri dan jalan sebentar. Baru saja melangkahkan kaki beberapa langkah, saya kaget melihat ada sosok wanita berbaju putih seperti Kuntilanak diatas dahan pohon. Kuntilanak itu terlihat menatap ke arah saya dengan tatapan kosong. Rambutnya panjang sekali, posisi tangannya seolah-olah hendak mencekik orang. Jarak antara saya dengan kuntilanak itu sekitar 10 meter.
Saya segera berlari kearah mereka yang sedang duduk-duduk. Mereka bertanya mengapa saya begitu terburu-buru kembali. Sambil gemetar saya menunjuk kearah pohon yang ada kuntilanak itu. Saya memberi tahu mereka ada kuntilanak yang sedang melihat kearah kita. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang melihat kuntilanak itu. Adik saudara saya mulai menangis. Kuntilanak itu masih berdiri diatas pohon itu.
Beberapa menit kemudian satu per satu mulai melihat juga sosok kuntilanak itu. Semua mulai ketakutan. Namun paman saya yang tidak dapat melihatnya memutuskan mendekati pohon itu. Ketika sampai disana, dia mengatakan tidak ada apa-apa di pohon itu. Namun kami dari kejauhan masih melihat sosok kuntilanak itu seperti sedang melambai ke arah kami.
Akhirnya kami memutuskan segera pergi dari tempat itu. Dalam mobil saya terus berdoa agar makhluk halus itu tidak mengikuti kami pulang.
0 komentar:
Posting Komentar