Rabu, 31 Agustus 2016

Cerita Angker di Balik Monumen Pancasila Sakti

Sebagai tempat yang penuh dengan sejarah, kompleks Monumen Pancasila Sakti banyak menyimpan bukti sejarah tentang Gerakan 30 September atau G30S. Di monumen inilah terdapat diorama yang menggambarkan kekejaman para PKI yang menyiksa dan membantai para jenderal demi mengubah ideologi Pancasila.

Monumen Pancasila Sakti
Sebagai tempat yang menyimpan banyak bukti kekejamana PKI, maka tak heran jika suasana di dalam monumen ini terbilang cukup mengerikan. Bahkan hal itu juga diakui langsung oleh Agus Rianto yang tak lain adalah salah satu petugas di Monumen Pancasila Sakti. Selama bertugas, ia sering melihat berbagai kejadian ganjil di monumen tersebut.

“Bisa dibilang ini sebagai tempat yang sakral, jadi banyak kejadian ganjil di tempat ini. Pernah pada suatu malam saya mencium bau yang sangat wangi, pernah juga saya melihat tentara yang sekilas melintas di sumur tua itu (sumur Lubang Buaya),” kata Agus.

Pria berusia 54 tahun itu memgaku sempat merasa takut saat pertama kali bertugas di Monumen Pancasila Sakti.

“Karena sudah lama bertugas di tempat ini, jadi saya sudah terbiasa melihat yang seperti itu. Tapi dulu saat saya pertama masuk juga sempat takut,” lanjutnya.

Diorama Penyiksaan PKI Terhadap Para Pahlawan Revolusi
Selain itu, Agus juga mengaku jika ia sering mendengar suara tangisan dan jeritan di sekeliling kompleks, terutama di rumah bekas penyiksaan para jenderal.

“Kadang saya mendengar seperti suara orang berteriak kesakitan, kadang juga suara orang menangis. Saya juga terkadang masih merinding,” terangnya.

Selain Agus, seorang penjual gado-gado di sekitar kompleks monumen yang bernama Kini (58) juga menceritakan hal yang sama. Dia juga mengaku pernah melihat penampakan seperti apa yang diceritakan oleh Agus.

“Pernah tapi itu dulu, waktu pertama saya dagang gado-gado di disini. Waktu itu hari sudah gelap dan monumen sudah tutup. Kebetulan saat itu saya mau beres-beres, tapi saya sempat melihat ada prajurit yang masuk ke dalam monumen. Padahal kan sudah di tutup,” cerita Kini.

Sumur Tempat Pembuangan 7 Pahlawan Revolusi
Sejak berdagang di sekitar monumen sejak tahun 1980, Kini mengaku sering melihat kejadian mitis di tempat tersebut. Bahkan ia mengatakan ada salah satu pengunjung yang sempat kerasukan.

“Pernah waktu itu ada salah satu pengunjung yang kerasukan. Mungkin dia lagi bengong atau bagaimana, tiba-tiba dia berteriak-teriak dan menangis,” lanjutnya.

2 komentar:

  1. Arwah para pahlawan revolusi yang gugur tidak akan pernah rela bila sejarah pengkhianatan Gerakan 30 S PKI dihapus dari kurikulum sejarah bangsa Indonesia.

    BalasHapus

Tentang Kami | Kontak