Kamp Sinam yang
terletak di Pulau Galang, Kepulauan Riau banyak yang meyakini sebagai tempat paling
berhantu di Riau. Bagaimana tidak, kamp bekas tempat pengungsi manusia perahu
dari Vietnam itu banyak meninggalkan bangunan-bangunan tua yang tak berpenghuni
dan dibiarkan terbengkalai begitu saja. Bahkan beberapa bagian bangunan yang
diantaranya adalah barak tempat tinggal pengungsi, kantor UNHCR, dan rumah
sakit sudah tak lagi utuh karena beberapa bagiannya sudah runtuh.
Kondisi Saat Manusia Perahu Tiba di Pulau Galang |
Tak heran, jika kamp
tersebut kini layaknya seperti perkampungan hantu. Bahkan warga setempat,
Sumardi (51) yang tak lain adalah pengelola Kampung Vietnam menyebutkan jika
banyak kejadian aneh dan di luar nalar terjadi di tempat tersebut sejak
ditinggal oleh penghuninya.
Kondisi Bangunan di Kamp Pengungsi |
Ia menyebutkan jika
pernah ada suatu sosok makhluk halus yang tertangkap kamera di dekat tempat
bunuh diri korban pemerkosaan. Tak hanya itu, beberapa pengunjung yang sempat
foto selfi di tempat tersebut dikabarkan langsung jatuh sakit setelah pulang ke
rumah. Meskipun kini tempat itu sudah dibangun monumen kemanusiaan, namun aura
mistis masih tetap melekat di tempat tersebut.
Tak hanya dari
kesaksian pengunjung, Sumardi juga pernah merasakan sendiri bagaimana angkernya
tempat tersebut. Suatu hari saat ia mendapat giliran tugas jaga, ia sempat
melihat banyak bayangan manusia di tempat tersebut yang diselingi dengan suara
tangisan, rintihan, dan teriakan minta tolong. Namun saat itu ia hanya
menganggap hal itu sebagai halusinasi semata.
Foto Para Penghuni Kamp Pengungsi Manusia Perahu |
Jika ditelusuri, memang
kamp tersebut menyimpan sejarah kelam di masa lalu. Karena di tempat inilah
sekitar 503 pengungsi Vietnam meninggal dunia dan juga dikubur di tempat
tersebut. Kebanyakan dari mereka meninggal karena penyakit bawaan dan bunuh
diri akibat depresi.
Hal itu juga dibenarkan
oleh Sumardi, ia mengklaim jika keadaan para pengungsi saat itu memang sangat
memprihatinkan. Banyak tindakan kriminalitas, kekerasaan, pemerkosaan, hingga
pembunuhan terjadi di tempat tersebut. Hal itu dikarenakan para pengungsi
banyak yang mengalami depresi karena harus tinggal di kamp pengungsian,
sementara status mereka juga tak juga diakui oleh pihak UNHCR.
0 komentar:
Posting Komentar