Siapa yang tak kenal
dengan cerita Titanic?, cerita tentang sebuah kapal mewah dan termegah pada
masanya yang tenggelam karena menabrak gunung es di samudra Atlantik pada
pelayaran perdananya tanggal 15 April 1912. Meskipun demikian, masih ada beberapa
misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan mengenai penyebab tenggelamnya kapal
Titanic di luasnya samudra Atlantik.
Banyak pihak yang
menduga jika Titanic tenggelam bukan karena menabrak gunung es, melainkan
karena sebuah kutukan. Kabarnya, di antara kargo yang dimuat oleh Titanic
terdapat mumi dari peradaban Mesir kuno yang berjuluk ‘The Unlucky Mummy’. Konon, mumi tersebut memiliki catatan sejarah
yang cukup mengerikan dan disebut sebagai mumi pembawa sial.
Kabarnya, mumi tersebut
disimpan di dalam sebuah peti mati yang berasal dari batu atau biasa disebut
dengan sarkofagus. Peti mati itu pun dikabarkan sudah disegel dengan berbagai
kutukan yang sangat mengerikan, hingga akhirnya menyebabkan Titanic tenggelam karena
menabrak gunung es.
Namun para petugas
kapal tidak ada yang mengetahui jika mumi tersebut berada diantara kargo yang diangkut
oleh kapal Titanic. Karena memang kabarnya mumi itu dimasukkan ke dalam kapal
secara diam-diam. Hal itu pun diungkapkan oleh salah satu koran kuno bernama Milwaukee Journal edisi 10 Mei 1914.
“Bungkusan berisi mumi
tersebut memang harus diangkut ke dalam kapal secara diam-diam, karena bentuknya yang persis dengan peti mati. Akhirnya kami semua selamat darinya, keesokan
harinya mumi itu akan segera meninggalkan Inggris dan menaiki kapal uap bernama
Titanic,” tulis surat kabar tersebut.
Sementara mumi itu
sendiri diduga adalah jasad dari putri kerajaan Mesir Kuno yang bernama Amen-Ra.
Ia diduga tewas secara misterius pada tahun 1.500 sebelum Masehi.
Kisah mengenai kutukan
tersebut juga sempat menghiasi berbagai media massa pasca tenggelamnya kapat
Titanic. Kabarnya, saat ini mumi tersebut sedang disimpan di ruang bawah tanah
yang terletak di British Museum, Inggris.
Sementara yang dipajang
di dalam museum hanyalah replikanya saja. Hal itu dilakukan demi melindungi
para pengunjung dan pekerja museum dari hal-hal yang tak diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar