Pernahkah kamu mendengar tentang Gutta Percha, disebut pula sebagai Getah Perca. Tanaman satu ini merupakan sebuah tanaman asli melayu, terutama Indonesia dan Malaysia. Gutta Percha memiliki getah yang bisa disadap sebagaimana getah karet. Getah percha biasanya digunakan dalam industri kabel.
Oleh karena asalnya dari Indonesia inilah. Dulu pada masa Hindia-Belanda. Indonesia memiliki perkebunan gutta percha yang pusatnya di Sukabumi. Perkebunan ini hingga sekarang masih beroperasi di bawah PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Daerah ini dikenal pula sebagai perkebunan Cipetir.
Tanaman penghasil gutta percha atau Getah Percha ini bernama Palaquium Gutta, tanaman ini sebenarnya ada pula di negara lain seperti Brazil, namun tidak segencar Indonesia dalam menanamnya. Mungkin karena biaya produksi yang mahal dan permintaan pasar yang sedikit.
Gutta Percha biasanya digunakan untuk insulasi jaringan kabel bawah laut. Insulasi adalah teknik untuk mengubah suhu jaringan kabel, agar tidak sama dengan suhu air. Istilah gampangnya untuk menetralkan suhu. Selain itu, getah ini juga digunakan untuk pelapis bola golf. Dalam dunia medis kedokteran gigi, Gutta Percha juga dibutuhkan untuk restorasi (penambalan gigi).
Kisah Balok Tjipetir ini ramai dibicarakan di sosial media semenjak seorang pria asal Cornwall Inggris bernama Tracey Williams mengunggah temuan anehnya di sebuah pantai dekat rumahnya. Dia menemukan sebuah balok atau papan mirip karet yang memiliki motif ukir/cetak tulisannya "TJIPETIR".
Yang menemukan balok ini ternyata bukan hanya Williams, ada banyak warga Eropa pesisir yang pernah menemukan juga balok seperti itu. Bertuliskan TJIPETIR. Mereka pikir balok-balok ini tidak berguna, hanya sampah laut. Namun keberadaannya terus jadi misteri karena ditemukan pula di Inggris, Spanyol, bahkan hingga Denmark. Tentu saja ini menjadi misteri yang dipecahkan.
Setelah ramai dibicarakan, maka banyak orang melakukan riset. Sayangnya petunjuk hanya didapatkan dari kata TJIPETIR yang tertulis dalam balok-balok itu. Setelah penelusuran panjang. Diketahuilah bahwa papan balok TJIPETIR ini ternyata adalah gutta percha, sebuah getah lateks. Dan dari kata TJIPETIR ini diketahui kemungkinan besar papan gutta percha ini berasal dari Indonesia, yaitu: dari perkebunan CIPETIR (TJIPETIR) yang memang sudah beroperasi sejak zaman dulu.
Spekulasi muncul, gutta percha ini berasal dari tumpahan cargo karena kecelakaan kapal bernama Miyazaki Maru berbendara Jepang yang memang pernah karam di perairan Eropa pada saat terjadi perang dunia kesatu. Maka dari kenyataan ini, penduduk Indonesia patut berbangga karena ternyata Gutta Percha asal Indonesia sudah melanglang buana sejak dulu, hingga Eropa sana.
Oleh karena asalnya dari Indonesia inilah. Dulu pada masa Hindia-Belanda. Indonesia memiliki perkebunan gutta percha yang pusatnya di Sukabumi. Perkebunan ini hingga sekarang masih beroperasi di bawah PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Daerah ini dikenal pula sebagai perkebunan Cipetir.
Tanaman penghasil gutta percha atau Getah Percha ini bernama Palaquium Gutta, tanaman ini sebenarnya ada pula di negara lain seperti Brazil, namun tidak segencar Indonesia dalam menanamnya. Mungkin karena biaya produksi yang mahal dan permintaan pasar yang sedikit.
Gutta Percha biasanya digunakan untuk insulasi jaringan kabel bawah laut. Insulasi adalah teknik untuk mengubah suhu jaringan kabel, agar tidak sama dengan suhu air. Istilah gampangnya untuk menetralkan suhu. Selain itu, getah ini juga digunakan untuk pelapis bola golf. Dalam dunia medis kedokteran gigi, Gutta Percha juga dibutuhkan untuk restorasi (penambalan gigi).
Kisah Balok Tjipetir ini ramai dibicarakan di sosial media semenjak seorang pria asal Cornwall Inggris bernama Tracey Williams mengunggah temuan anehnya di sebuah pantai dekat rumahnya. Dia menemukan sebuah balok atau papan mirip karet yang memiliki motif ukir/cetak tulisannya "TJIPETIR".
Yang menemukan balok ini ternyata bukan hanya Williams, ada banyak warga Eropa pesisir yang pernah menemukan juga balok seperti itu. Bertuliskan TJIPETIR. Mereka pikir balok-balok ini tidak berguna, hanya sampah laut. Namun keberadaannya terus jadi misteri karena ditemukan pula di Inggris, Spanyol, bahkan hingga Denmark. Tentu saja ini menjadi misteri yang dipecahkan.
Setelah ramai dibicarakan, maka banyak orang melakukan riset. Sayangnya petunjuk hanya didapatkan dari kata TJIPETIR yang tertulis dalam balok-balok itu. Setelah penelusuran panjang. Diketahuilah bahwa papan balok TJIPETIR ini ternyata adalah gutta percha, sebuah getah lateks. Dan dari kata TJIPETIR ini diketahui kemungkinan besar papan gutta percha ini berasal dari Indonesia, yaitu: dari perkebunan CIPETIR (TJIPETIR) yang memang sudah beroperasi sejak zaman dulu.
Spekulasi muncul, gutta percha ini berasal dari tumpahan cargo karena kecelakaan kapal bernama Miyazaki Maru berbendara Jepang yang memang pernah karam di perairan Eropa pada saat terjadi perang dunia kesatu. Maka dari kenyataan ini, penduduk Indonesia patut berbangga karena ternyata Gutta Percha asal Indonesia sudah melanglang buana sejak dulu, hingga Eropa sana.
0 komentar:
Posting Komentar