Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara seringkali seorang aktor politik atau negarawan menyewa seorang mata-mata untuk mengintai gerak-gerik musuh. Bahkan tubuh lembaga negara sendiri memiliki badan resmi soal mata-mata ini, yang disebut badan intelijen. Indonesia punya BIN, badan intelijen negara.
Tidak hanya BIN. Fungsi intelijen juga digunakan oleh lembaga kepolisian dan tentara Indonesia. Pun dengan lembaga-lembaga lain bahkan seperti Pers juga melakukan tugas mata-mata. Karena aksi mata-mata intelijen ini sangat dibutuhkan guna menggali informasi.
Terkadang bahkan seringkali tugas-tugas intelijen yang dilakukan oleh lembaga negara membutuhkan aktor sipil untuk ikut terjun dalam aksinya. Dia yang direkrut menjadi intel sipil bisa dari mana saja dan berprofesi apa saja. Asalkan mampu menjalankan kode etik dan berkompeten serta relevan dalam tugas mata-mata itu.
Dan banyak sejarah dunia mencatat. Salah satu aktor sipil yang sering direkrut oleh lembaga intelijen resmi milik negara adalah PSK. Para wanita yang berada dalam lingkaran PSK ini akan direkrut untuk menggali informasi dari klien-kliennya yang tertarget. Misalnya kliennya ini seorang politisi atau seorang buronan negara.
Jangan ragu dengan kualitas informasi yang didapatkan oleh para PSK. Karena mereka mampu menyadap data yang sangat penting dan intim dari target operasi. Hasil kerja mereka bahkan seringkali jauh lebih bagus dan hebat daripada hasil kerja intel pemerintahan. Bung Karno pun mengakui ini bahwa para PSK adalah sebaik-baiknya mata-mata.
Maka dari itu Bung Karno semasa pemerintahnnya dulu banyak mempekerjakan mata-mata dari kalangan PSK. Ada ratusan PSK direkrutnya untuk membangun jaringan spionase bawah tanah. Para PSK akan diberi tugas mengeruk informasi dari orang-orang tertentu di kala mereka sedang terjebak dan terlena dalam sarang birahi.
Membayar seorang PSK untuk jadi mata-mata tidak pernah merugikan sama sekali. Sepanjang mereka dapat dipercaya untuk benar-benar loyal pada bosnya. Dulu, Bung Karno tidak hanya berhasil merekrut PSK untuk jadi agen intelijen. Bahkan para PSK ini pada akhirnya menunjukkan antusiasme-nya untuk turun serta sebagai simpatisan PNI, sebuah partai politik yang diasuh oleh Bung Karno.
Tidak hanya BIN. Fungsi intelijen juga digunakan oleh lembaga kepolisian dan tentara Indonesia. Pun dengan lembaga-lembaga lain bahkan seperti Pers juga melakukan tugas mata-mata. Karena aksi mata-mata intelijen ini sangat dibutuhkan guna menggali informasi.
Terkadang bahkan seringkali tugas-tugas intelijen yang dilakukan oleh lembaga negara membutuhkan aktor sipil untuk ikut terjun dalam aksinya. Dia yang direkrut menjadi intel sipil bisa dari mana saja dan berprofesi apa saja. Asalkan mampu menjalankan kode etik dan berkompeten serta relevan dalam tugas mata-mata itu.
Dan banyak sejarah dunia mencatat. Salah satu aktor sipil yang sering direkrut oleh lembaga intelijen resmi milik negara adalah PSK. Para wanita yang berada dalam lingkaran PSK ini akan direkrut untuk menggali informasi dari klien-kliennya yang tertarget. Misalnya kliennya ini seorang politisi atau seorang buronan negara.
Jangan ragu dengan kualitas informasi yang didapatkan oleh para PSK. Karena mereka mampu menyadap data yang sangat penting dan intim dari target operasi. Hasil kerja mereka bahkan seringkali jauh lebih bagus dan hebat daripada hasil kerja intel pemerintahan. Bung Karno pun mengakui ini bahwa para PSK adalah sebaik-baiknya mata-mata.
Maka dari itu Bung Karno semasa pemerintahnnya dulu banyak mempekerjakan mata-mata dari kalangan PSK. Ada ratusan PSK direkrutnya untuk membangun jaringan spionase bawah tanah. Para PSK akan diberi tugas mengeruk informasi dari orang-orang tertentu di kala mereka sedang terjebak dan terlena dalam sarang birahi.
Membayar seorang PSK untuk jadi mata-mata tidak pernah merugikan sama sekali. Sepanjang mereka dapat dipercaya untuk benar-benar loyal pada bosnya. Dulu, Bung Karno tidak hanya berhasil merekrut PSK untuk jadi agen intelijen. Bahkan para PSK ini pada akhirnya menunjukkan antusiasme-nya untuk turun serta sebagai simpatisan PNI, sebuah partai politik yang diasuh oleh Bung Karno.
0 komentar:
Posting Komentar