Selasa, 15 November 2016

WOW! Ribuan Tengkorak Berusia 850 SM Ditemukan di Pegunungan Himalaya

Pegunungan Himalaya memang terkenal sangat angker dan magis. Pegunungan yang membentang dari India hingga Tibet ini menjadi lokasi puncak-puncak tertinggi di dunia, seperti puncak Mount Everest. Gunung ini memiliki mitos yang sangat terkenal, yaitu mitos padang shambala. Sebuah cetak biru kembaran surga di dunia, yang konon ada di salah gunung di deretan pegunungan Himalaya.

Secara etimologis, kata Himalaya berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tempat salju. Hima itu artinya salju. Dan Alaya artinya adalah tempat. Karena di sini memang akan ditemukan salju-salju yang bahkan merupakan salju abadi yang takkan pernah meleleh.



Untuk mencapai puncak-puncak di Himalaya sangat bergantung gunung mana yang ingin kamu daki. Basecamp-basecamp memang membentang di 5 negara yang berbatasan langsung atau dilewati gunung ini, seperti: negara Pakistan, negara India, negara China, negara Bhutan, dan yang terakhir tentu saja Nepal. Dari kesemua negara yang sering menjadi destinasi wisata Himalaya. Yang paling ramai adalah Nepal dan India.

Sebagai sebuah pegunungan purba yang diyakini sudah dijangkau manusia sejak zaman dulu. Pegunungan Himalaya pun tumbuh menjadi sebuah pusat arkeologi peradaban. Ada banyak nenek moyang manusia dari berbagai bangsa yang pernah singgah bahkan menetap di Himalaya. Mereka meninggalkan jejak-jejak kehidupan berupa fosil dan artefak.

Salah satu area fosil sudah ditemukan di pegunungan ini. Ribuan tengkorak kepala manusia ditemukan di sebuah danau di Himalaya. Tengkorak ini pun diteliti oleh ilmuwan dan mereka cukup terkejut karena usia tengkoraknya adalah 850 tahun yang lalu Sebelum Masehi. Angka ini tentu saja cukup kuno dan mampu memberikan gambaran tentang peta kehidupan di masa lampau.

Ini membuktikan bahwa eksistensi pegunungan Himalaya sejak dulu hingga sekarang sudah sangat penting. Gunung dengan belasan puncak tertinggi di atas 8000 MDPL ini seolah menjadi saksi bisu perubahan peradaban. Hilir mudik manusia menapakkan kaki padanya. Tidak sekadar untuk menjadi pendaki gunung penikmat alam, tetapi juga menjadi seorang pejalan spiritual dan humanisme. Semoga saja gunung Himalaya tetap lestari alamnya, tidak rusak karena proses komersialisasi wisata yang terlalu gencar di sana.

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Kami | Kontak