Sabtu, 27 Agustus 2016

Seramnya Beshi, Sang Eksekutor (Algojo) Pemenggal Kepala di Arab Saudi

Kisah seram tidak selalu tentang hantu. Ada banyak kejadian di ranah kemanusiaan yang menyeramkan, bahkan melebihi seramnya penampakkan hantu. Seperti yang terjadi di Arab Saudi. Meskipun negara ini bukanlah sebuah negara khilafah Islamiyah secara konstitusi, namun pemerintah sana menegakkan hukum Islam dalam pengadilan tindak kejahatan.

Negara Monarki Absolut Arab Saudi menerapkan salah satunya adalah hukum Qisas, yaitu: pengadilan (pembalasan) kejahatan seseorang secara setimpal dengan apa yang telah dia perbuat. Gigi dibalas Gigi, Darah dibalas Darah, Nyawa dibalas Nyawa. Begitulah perumpamaan hukum Qisas bila dilaksanakan.

Dalam praktek peradilan Islam melalui Qisas ini, tak lepas dari peran seorang eksekutor, yaitu: algojo. Di sana ada eksekutor kawakan yang terkenal, namanya Beshi. Usianya sudah lebih dari 50 tahun. Dan ia sudah bekerja sebagai algojo di Penjara Taif selama 18 tahun, sejak 1998.



Beshi telah sangat terampil melakukan tugas mulia eksekusi ini. Meski ia mengaku kadangkala masih merasa miris, bilamana harus mengakhiri hidup seorang pembunuh, pemakai narkoba, pengedar narkoba, atau pemerkosa dengan kedua tangannya, dibantu sepucuk pistol atau sebilah pedang. Ia kadang merasa sakit hatinya dan agak takut, bagaimana kedua tangannya seolah menggantikan peran Izrail.

Tapi Beshi percaya bahwa Qisas adalah Perintah Allah. Bahwa apa yang ia lakukan adalah tugas mulia karena Allah. Maka ia bertahan begitu lama menjalani profesi ini. Belum lama ini, pemerintah Arab Saudi memintanya untuk mencari penggantinya. Meminta Beshi untuk menemukan orang agar bisa dilatih dengan ilmu algojonya.



Maka sang eksekutor ini memilih dan melatih anaknya sendiri. Ya, anak laki-laki kandungnya kelak akan menggantikannya bertugas menegakkan keadilan menurut hukum Islam. Dan Beshi sangat bangga, tidak takut sama sekali. Ia bahkan bercerita bahwa anaknya sudah dipastikan akan menggantikannya kelak bila ia sudah meninggal atau sudah tak mampu mengemban tugas ini lagi di Penjara Taif.

Apa yang membuat Beshi begitu tegar adalah keluarga kecilnya, yaitu istri dan anak-anaknya yang senantiasa mendukung tugas kenegaraan ini. Mereka tidak takut sama sekali pada Beshi. Bahkan bilamana Beshi baru pulang mengeksekusi, istrinya membantu Beshi membersihkan sisa-sisa darah di pedangnya yang heroik dan fenomenal itu.



Beshi mengaku pernah di masa lalu, dalam sehari ia harus mengeksekusi 10 narapidana. Ia benar-benar merasa hancur hatinya sebagai manusia biasa. Tapi ia harus tetap tegar dan yakin bahwa apa yang ia lakukan memang benar, diridhoi oleh Allah.

Dan yang perlu diketahui, profesi ini tidaklah sembarangan dapat diberikan pemerintah Arab Saudi pada seseorang. Karena perlu latihan panjang bertahun-tahun, dan perlu juga keimanan dan ketakwaan pada Allah. Selain itu, sang eskekutor algojo pemenggal kepala di Arab saudi ini harus paham mengenai do'a-do'a pengampunan dalam Islam. Karena sebelum mengeksekusi, algojo juga bertugas memberikan sedikit hantaran, panduan, bimbingan ruhani melalui do'a.

1 komentar:

Tentang Kami | Kontak