Siapa yang tidak kenal
dengan Candi Borobudur, candi terbesar dan termegah di dunia. Candi Borobudur
sendiri terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Namun ada sesuatu yang
janggal di dalam candi tersebut, dimana hampir sebagian besar arca Budha tanpa ada
kepalanya.
Konon, Candi yang juga
salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Samaratungga keturunan
dari Dinasti Syailendra yang tak lain adalah raja dari kerajaan Mataram Kuno. Namun
siapa sangka, jika candi ini sekitar 300 tahun yang lalu masih berupa hutan belantara
yang oleh penduduk sekitar disebut
dengan Redi Borobudur.
Candi Borobudur |
Kabarnya, candi
Borobudur mulai tertimbun tanah pada tahun 1006 akibat dari letusan Gunung
Merapi yang sangat dahsyat. Situs agama Budha terbesar di dunia itu pun
terkubur sehingga menyerupai bukit yang pada akhirnya ditumbuhi oleh pepohonan
yang cukup lebat.
Ada beberapa buku yang
mengupas mengenai kisah candi Borobudur, mulai dari Barabudur, Die-Budha Legenda, hingga De Boro-Boedoer. Pada salah satu buku, diceritakan bahwa pada
tahun 1814 candi Borobudur ditemukan oleh salah seorang penduduk di balik
lebatnya pepohonan. Kala itu, Thomas Stamford Raffles yang menjabat sebagai wakil
gubernur Inggris di pulau Jawa mendengar cerita tersebut dan langsung memerintahkan
salah seorang insiyur Belanda bernama H.C Cornelius untuk melakukan survei di
lokasi tersebut.
Dalam waktu dua bulan,
Cornelius dan sekitar 200 anak buahnya telah menebang ratusan pohon yang ada di
bukit tersebut dan mulai membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi
Borobudur. Karena takut longsor, maka ia tidak bisa menggali dan membersihkan
semua lorong yang ada di candi.
Ia melaporkannya hal
tersebut kepada Raffles serta memberikan gambar sketsa tentang bentuk candi Borobudur.
Setelah itu, pekerjaan Cornelius diteruskan oleh salah satu pejabat
pemerintahan Hindia Belanda bernama Hartmann. Hingga pada akhirnya, seluruh
bagian candi Borobudur terlihat secara utuh pada tahun 1835.
Kondisi Awal Candi Borobudur Saat Pertama Kali Ditemukan |
Pada tahun 1853, Wilsen
mengatakan bahwa Hartmann meminta para pekerja untuk membongkar stupa yang ada
di puncak. Namun saat itu ia hanya menemukan sebuah arca Budha yang belum
selesai dibangun dan sebilah keris.
Pada tahun 1882, kepala
inspektur budaya sempat menyarankan agar candi Borobudur di bongkar dan seluruh
relief serta arcanya dipindahkan ke museum karena kondisi tanah sekitar yang
cukup labil. Namun salah seorang arkeolog saat itu menolak rencana tersebut,
dan ia menyarankan untuk tak membongkar candi dan membiarkannya seperti bentuk
semula.
Dalam buku tersebut
juga disebutkan bahwa candi Borobudur sempat menjadi tempat penjarahan secara
besar-besaran oleh para kolektor artefak. Kabarnya, kepala Budha adalah bagian
candi yang paling banyak dicuri. Karena mencuri seluruh arca adalah hal yang
mustahil mengingat beratnya yang mencapai 1 ton lebih. Oleh sebab itu, mereka
hanya mencuri kepala arca Budha dengan cara menjatuhkan arca tersebut agar
kepalanya terpenggal. Oleh sebab itu, banyak arca tanpa kepala di candi
Borobudur.
Arca Budha yang Terpenggal |
Is amazing
BalasHapus