Minggu, 17 Juli 2016

Bayangan Hantu Topi Baret di Bukit Cendana Kaki Gunung Slamet

Gunung Slamet adalah sebuah gunung yang terletak di 5 kabupaten, yaitu: Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Sungguh gunung Slamet tampak sangat besar dan tinggi karena merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Sebagaimana gunung-gunung lain di Indonesia, Gunung Slamet terkenal angker.

Di kaki gunung Slamet wilayah Banyumas, tepatnya di daerah Baturaden ada sebuah bukit yang terkenal di kalangan pecinta alam dan pendaki gunung, yaitu: Bukit Cendana. Bukit ini bisa diakses dari desa Ketenger dengan menyusuri jalanan desa yang terjal, persawahan, jalur pipa pembangkit listrik, dan hutan tentunya.

Bukit Cendana menawarkan panorama sejuk dan sunyi di tengah belantara hutan damar. Pohon damar yang besar, tinggi, dan rindang membuat Bukit Cendana lembab pada siang hari dan dingin pada malam hingga pagi hari. Kondisi udara yang lembab dan dingin ini membuat suasana camping di bukit Cendana terasa magis.



Seorang pendaki senior pernah berkata bahwa di masa lalu, Bukit Cendana lebih tenar daripada sekarang. Saking tenarnya, dulu sampai ada warung di bukit ini untuk melayani para pendaki yang sedang berkemah. Namun karena warung ini malah dijadikan tempat berbuat zina, akhirnya ditutup dan Bukit Cendana kembali disterilkan. Entah kisah ini fakta atau hanya mitos dan bualan, namun pendaki senior ini dulu memang pernah berkemah selama 3 bulan di Bukit Cendana.

Di balik keeksotisan Bukit Cendana, pada malam hari suasana magis terasa semakin menyayat dada. Bunyi serangga nocturnal dengan lampu-lampu emergency milik para pendaki yang menyorot ragu-ragu sudut kegelapan. Di tengah suasana ceria para pendaki, mereka tidak sadar bahwa Hantu Baret sedang mengintai. Ia bagaikan memiliki jurus seribu bayangan milik Naruto. Ia bisa berada di banyak tempat dalam satu waktu, bisa berpindah begitu cepat.

Hantu Baret berjenis kelamin laki-laki. Tinggi badannya hanya 155 cm, jadi ia pendek untuk ukuran laki-laki. Ia mengenakan jaket dan celana panjang, serta topi baret sebagai khasnya.Ia suka berdiri di atas batu besar menatap para pendaki yang sedang ketawa-ketiwi di camping cerianya. Kadang ia berdiri menempel pada batang pohon damar.

Ia menatap tajam para pendaki itu. Meski ia tidak pernah mendekat pada para pendaki. Namun ia kerap meneror para pendaki perempuan, apalagi yang memiliki sensitivitas mata batin. Ia akan meneror para pendaki perempuan yang sedang mengambil air di sungai kecil yang ada di sana. Ia berdiri tertawa dengan seringainya sambil berpindah-pindah tempat begitu cepat.

Pernah ada kejadian seorang perempuan anggota pecinta alam yang sedang melakukan diksar, ia diteror sampai trauma. Ketika itu sekitar pukul 2 dini hari, ia bersama teman sesama panitia  diksar sedang mencuci perabot masak di sungai. Tiba-tiba saja hantu baret muncul di atas batu, mengamati aktivitas mencuci ini. Perempuan itu pun gemetar bukan main. Ia tidak berani menoleh kesana-kemari, hanya menunduk mengendalikan rasa takut.

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Kami | Kontak