Siapa orang yang tidak mau kaya? Apalagi kaya dengan cepat tanpa perlu pusing memikirkan modal, untung, dan rugi. Pokoknya tinggal jalankan saja usaha yang ada dengan tekun, dan tiba-tiba keajaiban datang. Usaha menjadi laris-manis dan kekayaan melimpah pun didapat.
Ada cara untuk mendapatkan kesuksesan usaha demikian. Yaitu dengan cara melakukan ritual pesugihan. Ritual pesugihan adalah sebuah ritual misterius untuk meminta bantuan makhluk gaib untuk mendatangkan keberkahan. Ritual pesugihan biasanya membutuhkan tumbal nyawa manusia untuk kesuksesannya. Ada pula yang sekadar tumbal sukma manusia, biasanya tumbal sukma membuat anak atau kerabat dekat pelaku pesugihan mengalami keterbelakangan mental bahkan skizofrenia.
Namun ada satu tempat menarik di Indonesia yang menjadi lokasi ritual pesugihan memperoleh kesuksesan dan kekayaan, tapi tumbalnya bukanlah tumbal nyawa maupun sukma. Melainkan melalui praktek pelacuran. Sungguh unik, mengerikan, dan menyeramkan bukan?
Lokasinya ada di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah, tepatnya di desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang. Untuk mencapainya, pengunjung bisa naik bus jurusan Solo-Purwodadi, kemudian turun di daerah Belawan. Ada keunikan dari Gunung Kemukus, bahwa pada musim hujan, Gunung ini akan terendam air hingga tampak seperti pulau. Air berasal dari ekor waduk Kedung Ombo yang meluap.
Pesugihan di Gunung Kemukus sudah terkenal sejak lama. Pun dengan aktivitas pelacuran di sana sudah terjadi sejak zaman dulu pula. Di sana banyak terdapat warung-warung makan yang sekaligus menyediakan kamar bagi para pengunjung yang akan melakukan sex bebas.
Mungkin pembaca bingung, mengapa di Gunung Kemukus bisa ada pelacuran, padahal katanya tempat pesugihan? Ternyata karena pelacuran adalah syarat dari ritual pesugihan. Bahwa siapapun orang yang datang ke gunung Kemukus haruslah membawa pasangan kencan yang bukan suami dan/atau istrinya. Lalu mereka melakukan sex bebas di sana sebanyak 7 kali dalam waktu yang berbeda-beda tentunya.
Mengenai siapa pasangan kencan dan nge-sex ini tidak diberi persyaratan khusus, tetapi hanya boleh dengan pasangan yang tidak sah pokoknya. Oleh karena itu di sana muncul banyak pelacur menjajakan diri kepada para pelaku pesugihan. Namun ada pula pelaku pesugihan yang membawa pasangan kencan dari luar lokasi Gunung Kemukus.
Berdasarkan mitos yang beredar, kepercayaan tentang syarat pelacuran atau sex bebas ini pada pesugihan Gunung Kemukus bermula dari riwayat kisah percintaan Pangeran Samodra (pangeran kerajaan demak) dengan ibu tirinya yang bernama Dewi Otrowulan. Oleh karena ayah pangeran Samodra yang tak lain adalah raja Demak bernama Raja Brawijaya marah besar dan mengusir Pangeran Samodra.
Maka Pangeran Samodra pergi mengembara dengan ditemani dua abdi dalem kerajaan. Hingga sampailah mereka di Gunung Kemukus dan menetap di sana. Namun tak lama di sana, Pangeran Samodra sakit keras. Mendengar anaknya sakit keras, raja Demak tidak iba sama sekali. Tapi ia menyuruh istrinya, Dewi Ontrowulan untuk mendatangi saja Pangeran Samodra. Namun sesampainya di sana, Pangeran Samodra malah meninggal. Dan kelak Dewi Ontrowulan meminta agar bila ia meninggal juga jasadnya dimasukkan dengan liang yang sama dengan pangeran.
Sebelum meninggal, Pangeran Samodra berpesan bahwa bagi siapapun orang yang mau minta kekayaan dan kebahagiaan hidup. Datang saja ke Gunung Kemukus, sebagaimana Dewi Ontrowulan yang datang menemui kekasihnya yang sekarat meski tergolong perbuatan sembrono. Begitulah masyarakat yang akan melakukan ritual pesugihan pada akhirnya menafsir, untuk memperoleh kekayaan haruslah kencan melacur dulu. Supaya ritualnya membuahkan hasil. Perlu diketahui, di kompleks Gunung Kemukus memang ada makam Pangeran Samodra dan Dewi Ontrowulan yang keramat dan ramai didatangi peziarah dengan niat pesugihan.
Ada cara untuk mendapatkan kesuksesan usaha demikian. Yaitu dengan cara melakukan ritual pesugihan. Ritual pesugihan adalah sebuah ritual misterius untuk meminta bantuan makhluk gaib untuk mendatangkan keberkahan. Ritual pesugihan biasanya membutuhkan tumbal nyawa manusia untuk kesuksesannya. Ada pula yang sekadar tumbal sukma manusia, biasanya tumbal sukma membuat anak atau kerabat dekat pelaku pesugihan mengalami keterbelakangan mental bahkan skizofrenia.
Namun ada satu tempat menarik di Indonesia yang menjadi lokasi ritual pesugihan memperoleh kesuksesan dan kekayaan, tapi tumbalnya bukanlah tumbal nyawa maupun sukma. Melainkan melalui praktek pelacuran. Sungguh unik, mengerikan, dan menyeramkan bukan?
Lokasinya ada di Gunung Kemukus Sragen Jawa Tengah, tepatnya di desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang. Untuk mencapainya, pengunjung bisa naik bus jurusan Solo-Purwodadi, kemudian turun di daerah Belawan. Ada keunikan dari Gunung Kemukus, bahwa pada musim hujan, Gunung ini akan terendam air hingga tampak seperti pulau. Air berasal dari ekor waduk Kedung Ombo yang meluap.
Pesugihan di Gunung Kemukus sudah terkenal sejak lama. Pun dengan aktivitas pelacuran di sana sudah terjadi sejak zaman dulu pula. Di sana banyak terdapat warung-warung makan yang sekaligus menyediakan kamar bagi para pengunjung yang akan melakukan sex bebas.
Mungkin pembaca bingung, mengapa di Gunung Kemukus bisa ada pelacuran, padahal katanya tempat pesugihan? Ternyata karena pelacuran adalah syarat dari ritual pesugihan. Bahwa siapapun orang yang datang ke gunung Kemukus haruslah membawa pasangan kencan yang bukan suami dan/atau istrinya. Lalu mereka melakukan sex bebas di sana sebanyak 7 kali dalam waktu yang berbeda-beda tentunya.
Mengenai siapa pasangan kencan dan nge-sex ini tidak diberi persyaratan khusus, tetapi hanya boleh dengan pasangan yang tidak sah pokoknya. Oleh karena itu di sana muncul banyak pelacur menjajakan diri kepada para pelaku pesugihan. Namun ada pula pelaku pesugihan yang membawa pasangan kencan dari luar lokasi Gunung Kemukus.
Berdasarkan mitos yang beredar, kepercayaan tentang syarat pelacuran atau sex bebas ini pada pesugihan Gunung Kemukus bermula dari riwayat kisah percintaan Pangeran Samodra (pangeran kerajaan demak) dengan ibu tirinya yang bernama Dewi Otrowulan. Oleh karena ayah pangeran Samodra yang tak lain adalah raja Demak bernama Raja Brawijaya marah besar dan mengusir Pangeran Samodra.
Maka Pangeran Samodra pergi mengembara dengan ditemani dua abdi dalem kerajaan. Hingga sampailah mereka di Gunung Kemukus dan menetap di sana. Namun tak lama di sana, Pangeran Samodra sakit keras. Mendengar anaknya sakit keras, raja Demak tidak iba sama sekali. Tapi ia menyuruh istrinya, Dewi Ontrowulan untuk mendatangi saja Pangeran Samodra. Namun sesampainya di sana, Pangeran Samodra malah meninggal. Dan kelak Dewi Ontrowulan meminta agar bila ia meninggal juga jasadnya dimasukkan dengan liang yang sama dengan pangeran.
Sebelum meninggal, Pangeran Samodra berpesan bahwa bagi siapapun orang yang mau minta kekayaan dan kebahagiaan hidup. Datang saja ke Gunung Kemukus, sebagaimana Dewi Ontrowulan yang datang menemui kekasihnya yang sekarat meski tergolong perbuatan sembrono. Begitulah masyarakat yang akan melakukan ritual pesugihan pada akhirnya menafsir, untuk memperoleh kekayaan haruslah kencan melacur dulu. Supaya ritualnya membuahkan hasil. Perlu diketahui, di kompleks Gunung Kemukus memang ada makam Pangeran Samodra dan Dewi Ontrowulan yang keramat dan ramai didatangi peziarah dengan niat pesugihan.
pelacuran dibalik pesugihan
BalasHapusInnalillahi wa innaillaihi ro ji'un
BalasHapus