Seperti yang telah
diketahui, Sains adalah ilmu yang tak percaya akan keberadaan makhluk halus
atau hantu. Berbagai penelitian pun sudah dilakukan untuk membuktikan bahwa
hantu hanyalah halusinasi otak manusia dan tidak nyata. Hal ini juga yang membuat
para ilmuwan semakin termotivasi untuk membuktikan bahwa hantu hanyalah omong
kosong belaka.
Tahun lalu, salah
seorang ilmuwan bidang saraf dari Swedia mencoba untuk menciptakan hantu di
sebuah laboratorium. Namun pastinya bukan hantu yang nyata, akan tetapi dia
berhasil menipu otak kita untuk merasakan adanya hantu di sebuah ruangan.
Olaf Blanke selaku
kepala laboratorium menggunakan sebuah robot yang dapat mengacaukan sinyal
sensor di otak para relawan yang matanya sengaja ditutup dengan kain berwarna
hitam. Penutupan mata itu sendiri berdasarkan kemampuan otak manusia untuk
membentuk persepsi, dan hal inilah yang coba dikacaukan.
Para relawan yang
matanya sudah tertutup dengan kain mereka akan menggunakan sebuah ear-plug. Setelah itu tangan mereka akan
dipasangkan ke sebuah robot yang sangat canggih. Tepat di belakang relawan ada
lagi sebuah robot yang bertugas untuk mereproduksi pergerakan dari robot yang
lain. Robot itu juga memiliki sebuah tongkat yang berfungsi untuk menyentuh
punggung relawan.
Ketika sinyal otak belum
dikacaukan, otak relawan masih mampu mengenali pergerakan yang dilakukannya. Mereka
baru akan merasakan adanya hantu ketika para ilmuwan mencoba untuk memberi delay sementara di otak mereka. Menurut
para ilmuwan, ada beberapa relawan yang meminta untuk berhenti karena tak kuat
lagi untuk merasakan kedatangan hantu yang benar-benar nyata.
Menurut Blanke, pembuatan
hantu ini meniru berbagai sensasi yang dirasakan oleh para pasien gangguan
mental. Sensasi demikian sebenarnya juga akan dirasakan oleh orang normal,
hanya saja hal itu baru akan dialami pada kondisi tertentu saja. Kondisi ini
lah yang yang membuat mereka serasa seperti diganggu oleh makhluk halus atau
hantu.
Secara detail, penelitian
ini membuktikan bahwa munculnya hantu bisa saja disebabkan oleh gangguan
sensorimotor sederhana, dimana gejala awal positif dari schizophrenia yang bisa
saja munjul dalam orang yang sehat.
0 komentar:
Posting Komentar