Terseram.com- Anak Indigo adalah spesies manusia yang memiliki bakat laduni yang luar biasa. Mereka adalah makhluk bijaksana yang dapat menjalankan peran hidupnya sebagai manusia dengan sangat humanis, relijius, dan berkesadaran ketuhanan yang tinggi. Anak Indigo merupakan makhluk-makhluk dari golongan manusia yang akan mengantar kehidupan planet bumi ke arah yang lebih baik. Pada peradaban tinggi dan bercahaya karena kebijaksanaan mereka dalam merencanakan dan mengambil keputusan.
Anak Indigo dewasa ada di mana-mana. Berupa-rupa peran kehidupan mereka jalankan. Ada yang jadi politikus, ada pula yang jadi rakyat jelata. Meski mereka berpencar, mereka secara kesadaran spiritual selalu tertaut dan saling mengenal. Ketika seorang anak indigo berjumpa dengan indigo yang lainnya, mereka bakal tahu. Ada semacam sinyal atau alarm di dalam jiwa mereka yang menunjukkan bahwa orang lain itu sama dengan dirinya, sama-sama hadir ke bumi ini untuk mengadakan revolusi.
Seorang anak indigo mula-mula dikenali dari bola matanya. Ini bukan persoalan proporsi ukuran pupil (hitam-hitam) di mata yang lebih besar. Namun persoalan sorot mata. Soal bahasa yang tersampaikan melalui bola matanya, seorang anak indigo punya ciri khas ini. Dan hanya anak indigo sejati yang dapat membaca sorot mata khas ini.
Tidak akan pernah ada yang bisa menipu dari mata. Kedalaman pikiran dan spiritualisme bisa tampak dari matanya. Seorang anak indigo tidak akan pernah bisa menipu indigo lainnya. Berdebat soal keindigoan dengan seorang indigo sejati merupakan suatu kebodohan belaka. Tanpa mengucapkan dirinya dan menjelaskan soal dirinya, sesama indigo akan dapat menangkap getaran yang senada.
Di kalangan komunitas indigo sendiri, mengatakan diri sendiri sebagai indigo menjadi semacam gengsi. Namun ada kemunafikan di balik itu. Di balik sikap rendah hati tidak mau mengatakan identitas dirinya, namun sesosok manusia labil yang bergaul di tengah komunitas selalu ingin dicap dirinya sebagai indigo. Singkatnya, tidak ingin mengatakan dirinya indigo, namun selalu ingin dicap indigo, bila dicap bukan indigo akan merasa sakit hati. Itulah kemunafikan itu.
Sosok indigo sejati tidak perlu mengatakan dirinya indigo, maka indigo sejati lainnya akan tahu. Bagaikan bunga yang tidak perlu mengatakan dirinya bunga, maka seluruh orang mengakui dirinya sebagai bunga yang harum. Diamlah jika kamu indigo sejati, karena indigo sejati lainnya akan dapat menyadari keberadaanmu dan mengajakmu dalam lingkaran persaudaraan indigo sejati, yang tak kasat mata, ada di kedalaman dimensi nurani manusia.
Anak Indigo dewasa ada di mana-mana. Berupa-rupa peran kehidupan mereka jalankan. Ada yang jadi politikus, ada pula yang jadi rakyat jelata. Meski mereka berpencar, mereka secara kesadaran spiritual selalu tertaut dan saling mengenal. Ketika seorang anak indigo berjumpa dengan indigo yang lainnya, mereka bakal tahu. Ada semacam sinyal atau alarm di dalam jiwa mereka yang menunjukkan bahwa orang lain itu sama dengan dirinya, sama-sama hadir ke bumi ini untuk mengadakan revolusi.
Seorang anak indigo mula-mula dikenali dari bola matanya. Ini bukan persoalan proporsi ukuran pupil (hitam-hitam) di mata yang lebih besar. Namun persoalan sorot mata. Soal bahasa yang tersampaikan melalui bola matanya, seorang anak indigo punya ciri khas ini. Dan hanya anak indigo sejati yang dapat membaca sorot mata khas ini.
Tidak akan pernah ada yang bisa menipu dari mata. Kedalaman pikiran dan spiritualisme bisa tampak dari matanya. Seorang anak indigo tidak akan pernah bisa menipu indigo lainnya. Berdebat soal keindigoan dengan seorang indigo sejati merupakan suatu kebodohan belaka. Tanpa mengucapkan dirinya dan menjelaskan soal dirinya, sesama indigo akan dapat menangkap getaran yang senada.
Di kalangan komunitas indigo sendiri, mengatakan diri sendiri sebagai indigo menjadi semacam gengsi. Namun ada kemunafikan di balik itu. Di balik sikap rendah hati tidak mau mengatakan identitas dirinya, namun sesosok manusia labil yang bergaul di tengah komunitas selalu ingin dicap dirinya sebagai indigo. Singkatnya, tidak ingin mengatakan dirinya indigo, namun selalu ingin dicap indigo, bila dicap bukan indigo akan merasa sakit hati. Itulah kemunafikan itu.
Sosok indigo sejati tidak perlu mengatakan dirinya indigo, maka indigo sejati lainnya akan tahu. Bagaikan bunga yang tidak perlu mengatakan dirinya bunga, maka seluruh orang mengakui dirinya sebagai bunga yang harum. Diamlah jika kamu indigo sejati, karena indigo sejati lainnya akan dapat menyadari keberadaanmu dan mengajakmu dalam lingkaran persaudaraan indigo sejati, yang tak kasat mata, ada di kedalaman dimensi nurani manusia.
0 komentar:
Posting Komentar