Seburuk-buruknya tempat yang ada di muka bumi. Ternyata itu adalah pasar. Ya, pasar... Tempat jual-beli barang kebutuhan pokok, terutama pangan dan sandang. Pasar disebut sebagai tempat terburuk karena di sanalah terjadi pemandangan gaib yang luar biasa aneh bin jahat.
Jika menggunakan terawangan gaib, menurut orang pintar. Pasar ini bermacam-macam sekali adanya kongkalikong antara pedagangnya dengan jin. Di lapak-lapak para pedagang banyak ditemukan energi negatif penglaris atau pengasihan. Yang benar-benar bikin para orang sakti jadi stres.
Bagaimana tidak stres. Pasar itu disesaki dengan ratusan bahkan ribuan pedagang. Masing-masing pedagang memelihara monyet-monyet gaib. Sungguh, konon rupanya para jin penglaris yang digunakan adalah jin jenis monyet-monyet gaib yang berisik dan berlarian ke sana ke mari menarik pembeli.
Energi negatif juga terkepul dari diri manusia sendiri. Banyak pedagang di pasar yang di dalam dirinya tersemat kejahatan untuk mempermainkan neraca. Timbangan-timbangan yang diberi pemberat. Kebiasaan selalu mengatrol harga. Semua itu membuat pasar benar-benar disesaki dengan kepulan energi negatif.
Sebagai sebuah tempat terburuk. Pasar, terutama pasar tradisional menyumbang energi gelap yang juga membumbung ke angkasa. Membuat daerah di mana pasar itu berada menjadi tidak kondusif untuk ditinggali manusia. Maka dari itu, tinggal di pemukiman rumah yang dekat dengan pasar, terutama pasar tradisional itu tidak baik. Karena suasana secara gaibnya benar-benar semrawut.
Memang jika melihat fakta di belakang layar. Banyak pedagang di pasar tradisional adalah orang desa yang masih percaya pada dukun dan ritual mistis. Banyak dari mereka mendatangi dukun untuk minta ajian, atau benda pusaka, atau makhluk gaib penglaris. Banyak pula para pedagang yang rela pergi ke tempat-tempat pesugihan seperti Gunung Kemukus, Gunung Srandil, hanya untuk memenuhi syarat ritual pesugihan, demi perdagangannya di pasar agar lancar.
Karena jahat dan syiriknya perilaku manusia di pasar. Yang selalu mengedepankan ego dan obsesi menjadi laris dan kaya. Tak heran bila pasar menjadi tempat terburuk di dunia. Semoga semakin berkembangnya pola pikir manusia ke arah modern, untuk kedepannya pasar tidak lagi gelap karena manusia sudah sadar pentingnya kompetisi secara sehat di era liberalisasi ekonomi.
Jika menggunakan terawangan gaib, menurut orang pintar. Pasar ini bermacam-macam sekali adanya kongkalikong antara pedagangnya dengan jin. Di lapak-lapak para pedagang banyak ditemukan energi negatif penglaris atau pengasihan. Yang benar-benar bikin para orang sakti jadi stres.
Bagaimana tidak stres. Pasar itu disesaki dengan ratusan bahkan ribuan pedagang. Masing-masing pedagang memelihara monyet-monyet gaib. Sungguh, konon rupanya para jin penglaris yang digunakan adalah jin jenis monyet-monyet gaib yang berisik dan berlarian ke sana ke mari menarik pembeli.
Energi negatif juga terkepul dari diri manusia sendiri. Banyak pedagang di pasar yang di dalam dirinya tersemat kejahatan untuk mempermainkan neraca. Timbangan-timbangan yang diberi pemberat. Kebiasaan selalu mengatrol harga. Semua itu membuat pasar benar-benar disesaki dengan kepulan energi negatif.
Sebagai sebuah tempat terburuk. Pasar, terutama pasar tradisional menyumbang energi gelap yang juga membumbung ke angkasa. Membuat daerah di mana pasar itu berada menjadi tidak kondusif untuk ditinggali manusia. Maka dari itu, tinggal di pemukiman rumah yang dekat dengan pasar, terutama pasar tradisional itu tidak baik. Karena suasana secara gaibnya benar-benar semrawut.
Memang jika melihat fakta di belakang layar. Banyak pedagang di pasar tradisional adalah orang desa yang masih percaya pada dukun dan ritual mistis. Banyak dari mereka mendatangi dukun untuk minta ajian, atau benda pusaka, atau makhluk gaib penglaris. Banyak pula para pedagang yang rela pergi ke tempat-tempat pesugihan seperti Gunung Kemukus, Gunung Srandil, hanya untuk memenuhi syarat ritual pesugihan, demi perdagangannya di pasar agar lancar.
Karena jahat dan syiriknya perilaku manusia di pasar. Yang selalu mengedepankan ego dan obsesi menjadi laris dan kaya. Tak heran bila pasar menjadi tempat terburuk di dunia. Semoga semakin berkembangnya pola pikir manusia ke arah modern, untuk kedepannya pasar tidak lagi gelap karena manusia sudah sadar pentingnya kompetisi secara sehat di era liberalisasi ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar