Minggu, 09 Oktober 2016

Misteri Batu Menangis di Magelang, Jawa Tengah

Terdapat berita aneh dan mistik pasca bencana erupsi gunung Merapi beberapa tahun yang lalu, berita itu kini berasal dari daerah Magelang, Jawa Tengah. Tak bisa dipungkiri, saat erupsi gunung Merapi meluluh lantahkan hampir semua daerah di sekitar lereng, banyak batu-batu besar yang terbawa ke pemukiman penduduk karena adanya banjir lahar dingin. Namun diantara banyaknya batu besar yang terbawa lahar dingin, konon kabarnya ada tiga buah batu yang dipercaya bisa menangis. Ketiga batu itu kini berada di tepi Jalan Raya Magelang-Yogyakarta tepat di KM 23.


Ketiga batu tersebut memiliki warna yang sama, yakni hitam sedikit kemerah-merahan. Salah satu warga setempat, Musrifah sempat mengatakan bahwa pada mulanya ketiga batu tersebut sama seperti batu-batu yang lainnya. Namun batu itu mulai mengeluarkan air mata seolah-olah menangis saat salah satu warga bernama Sutarno mencoba untuk memecahkannya.

“Sejak saat itu, batu-batu tersebut mulai mengeluarkan air seolah-olah sedang menangis. Bahkan hal itu masih terjadi sampai sekarang,” kata Musrifah.

Yang lebih mengherankannya lagi, Sutarno yang sebelumnya mencoba untuk memecahkan batu tersebut mendadak sakit dan mengalami demam yang cukup tinggi selama tiga hari. Menurut Musrifah, Sutarno baru bisa sembuh setelah diminta oleh orang pintar untuk meminta maaf kepada batu tersebut. Dengan kejadian tersebut, warga setempat mulai menghentikan aktifitasnya untuk menambang pasir dan batu kerikir. Ketiga buah batu tersebut lantas dipindahkan bersama dengan batu-batu hasil erupsi gunung Merapi yang lainnya.

Namun warga setempat masih dibuat terheran-heran karena ketiga batu tersebut masih mengeluarkan air selama berhari-hari, sementara batu-batu yang lainnya sudah kering karena terkena teriknya matahari.

“Kami juga heran, karena kok belum kering-kering juga. Padahal batu-batu lainnya sudah kering. Lihat saja ini pasir yang ada di bawah batu masih basah, padahal pasir di sekitarnya sudah kering karena teriknya sinar matahrai,” lanjut Musrifah.

Saat ditanya apakah warga sekitar percaya jika batu tersebut adalah batu gaib, Musrifah menjawab: “Mungkin saja begitu. Karena memang selama ini sering terjadi aktivitas penambangan di sekitar lereng gunung Merapi tanpa memperhatikan lingkungan. Mungkin saja batu ini merasa teraniaya sehingga menangis,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Kami | Kontak