Terdapat berita aneh
dan mistik pasca bencana erupsi gunung Merapi beberapa tahun yang lalu, berita itu
kini berasal dari daerah Magelang, Jawa Tengah. Tak bisa dipungkiri, saat erupsi
gunung Merapi meluluh lantahkan hampir semua daerah di sekitar lereng, banyak batu-batu
besar yang terbawa ke pemukiman penduduk karena adanya banjir lahar dingin.
Namun diantara banyaknya batu besar yang terbawa lahar dingin, konon kabarnya
ada tiga buah batu yang dipercaya bisa menangis. Ketiga batu itu kini berada di
tepi Jalan Raya Magelang-Yogyakarta tepat di KM 23.
Ketiga batu tersebut
memiliki warna yang sama, yakni hitam sedikit kemerah-merahan. Salah satu warga
setempat, Musrifah sempat mengatakan bahwa pada mulanya ketiga batu tersebut
sama seperti batu-batu yang lainnya. Namun batu itu mulai mengeluarkan air mata
seolah-olah menangis saat salah satu warga bernama Sutarno mencoba untuk
memecahkannya.
“Sejak saat itu, batu-batu
tersebut mulai mengeluarkan air seolah-olah sedang menangis. Bahkan hal itu
masih terjadi sampai sekarang,” kata Musrifah.
Yang lebih
mengherankannya lagi, Sutarno yang sebelumnya mencoba untuk memecahkan batu
tersebut mendadak sakit dan mengalami demam yang cukup tinggi selama tiga hari.
Menurut Musrifah, Sutarno baru bisa sembuh setelah diminta oleh orang pintar
untuk meminta maaf kepada batu tersebut. Dengan kejadian tersebut, warga
setempat mulai menghentikan aktifitasnya untuk menambang pasir dan batu
kerikir. Ketiga buah batu tersebut lantas dipindahkan bersama dengan batu-batu
hasil erupsi gunung Merapi yang lainnya.
Namun warga setempat
masih dibuat terheran-heran karena ketiga batu tersebut masih mengeluarkan air
selama berhari-hari, sementara batu-batu yang lainnya sudah kering karena
terkena teriknya matahari.
“Kami juga heran,
karena kok belum kering-kering juga. Padahal batu-batu lainnya sudah kering. Lihat saja ini pasir yang ada di bawah batu masih basah, padahal pasir di
sekitarnya sudah kering karena teriknya sinar matahrai,” lanjut Musrifah.
Saat ditanya apakah
warga sekitar percaya jika batu tersebut adalah batu gaib, Musrifah menjawab: “Mungkin
saja begitu. Karena memang selama ini sering terjadi aktivitas penambangan di
sekitar lereng gunung Merapi tanpa memperhatikan lingkungan. Mungkin saja batu
ini merasa teraniaya sehingga menangis,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar